时间:2025-05-20 08:56:35 来源:网络整理 编辑:百科
Jakarta, CNN Indonesia-- Ingatkah kalian gambar legendaris The Great Wave off Kanagawapada tahun 183 quickqios版免费下载
Ingatkah kalian gambar legendaris The Great Wave off Kanagawapada tahun 1831 yang diabadikan oleh seniman Jepang, Katsushika Hokusai, yang menggambarkan Gunung Fujiyang tertutup salju?
Hingga sekarang, mungkin kita masih berpikir gunung yang menjadi ikon negara tersebut masih tertutup salju.
Padahal, sudah sejak satu tahun yang lalu puncak gunung itu tidak lagi bersalju, menurut catatan para ilmuwan. Hingga hari ini (31/10), Gunung Fuji masih belum tampak ada salju. Hal tersebut merupakan rekor terlama dan pertama kalinya dalam 130 tahun gunung itu tak bersalju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suhu tinggi musim panas ini berlanjut hingga September, menghalangi masuknya udara dingin," kata Yutaka Katsuta, seorang peramal cuaca di Kantor Meteorologi Lokal Kofu Jepang.
Kantor Meteorologi tersebut telah menyimpan catatan hujan salju pertama di Gunung Fuji setiap tahun sejak 1894, atau 130 tahun yang lalu.
Gunung berapi setinggi 12.388 kaki itu dianggap sebagai salah satu dari tiga gunung suci di Jepang dan merupakan situs ziarah yang penting.
Kini, setelah musim panas ekstrem menyerang negara tersebut, suhu hangat bertahan lama hingga memengaruhi proses turunnya salju, ungkap Shinichi Yanagi, petugas metereologi di kantor Kofu, kepada CNN.
Jepang telah mengalami musim panas paling luar biasa selama dua tahun berturut-turut, menurut Japan Times. Dan suhu yang lebih hangat dari biasanya ini bertahan hingga musim gugur.
Sekitar 74 kota di Jepang mengalami suhu yang lebih tinggi dari 84 derajat Fahrenheit (atau setara 28,8 Celcius) pada awal Oktober, dengan kenaikan antara 9 dan 14 derajat Fahrenheit di atas normal, menurut laporan Climate Central.
Menghilangnya salju di Gunung Fuji merupakan salah satu dari banyak indikator di seluruh dunia yang menunjukkan dampak kerusakan iklim, ketika musim dingin menjadi lebih hangat.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Bulan Januari menunjukkan bahwa pemanasan yang disebabkan oleh manusia telah menjadi penyebab hilangnya salju di Belahan Bumi Utara selama 4 dekade terakhir.
Ilmuwan Atmosfer di Laboratorium Salju Central Sierra, Universitas California Berkeley, Andrew Schwartz mengatakan jika emisi gas rumah kaca global tidak dikurangi, :"sebagian besar dunia akan mengalami musim dingin tanpa salju pada tahun 2100."
Gunung Fuji di Jepang biasanya tertutup salju hampir sepanjang tahun, hingga musim panas. Selain tidak adanya salju, masuknya wisatawan asing yang ingin mendaki gunung tersebut juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah Jepang.
"Setelah pembatasan Covid dicabut, kami mulai melihat lebih banyak orang (berkunjung)," ujar pejabat setempat, Toshiaki Kasai.
Sebagai upaya mengurangi kepadatan wisatawan selama musim pendakian, Jepang memberlakukan biaya sebesar 2 ribu yen Jepang (sekitar Rp206 ribu) bagi pendaki yang ingin melalui rute paling populer di gunung tersebut. Adapun, batas pengunjung yang ditetapkan sebanyak 4 ribu orang per hari.
Meskipun kantor meteorologi Kofu telah memberikan peringatan tentang menghilangnya salju di Gunung Fuji tahun ini, tekanan dari sektor pariwisata menjadi masalah lain bagi para pemangku kepentingan.
Para pendaki dilaporkan telah mendaki dengan peralatan yang tidak tepat, hingga mengakibatkan cedera, serta membuang sampah sembarangan di gunung.
"Pariwisata yang berlebihan-dan semua konsekuensinya, seperti penumpukan sampah, meningkatnya emisi CO2, dan pendaki yang ceroboh-adalah masalah terbesar yang dihadapi Gunung Fuji," kata Masatake Izumi, pejabat di Prefektur Yamanashi. Ia menambahkan, "Fuji-san menjerit kesakitan."
Menteri KPK/BKKBN Duga Faktor Ekonomi Jadi Alasan Orang Malas Menikah2025-05-20 08:35
Kejari Bandung Periksa Mantan Dirut Bio Farma Honesti Basyir2025-05-20 08:34
Tak Hanya Tarif Trump, Daya Produksi China Turut Menjadi Biang Masalah Ekonomi Dunia2025-05-20 08:13
Tips untuk Penumpang Saat Naik Pesawat: Pakai Baju Warna Merah2025-05-20 07:49
Mulai Besok, Polda Metro Jaya Uji Coba Penindakan ETLE Mobile2025-05-20 07:34
Anggota Komisi I DPR RI: Duterte Tegas dan Tidak Pandang Bulu Berantas Narkoba2025-05-20 07:15
Catut Nama Restoran Besar, Korban Penipuan Waralaba Tedy Agustiansjah Lapor ke Polres Gianyar Bali2025-05-20 07:06
Indonesia Miliki Banyak Jalur Masuk Narkoba, Ahmad Sahroni: Kolaborasi Pengawasan Wajib Ditingkatkan2025-05-20 06:54
Terungkap, Ternyata Ini Cara Indra Kenz Sembunyikan Asetnya, Jumlahnya Bikin Melongo2025-05-20 06:37
5 Teh Terbaik untuk Kesehatan Ginjal, Jadi Alternatif Air Putih2025-05-20 06:10
Buat PSI Terpicu, Ternyata Ini Penyebar Kaos Kampanye Anies Baswedan!2025-05-20 08:37
Kadin Apresiasi Kapolda Banten Terkait Penegakan Hukum Premanisme dalam Dunia Usaha2025-05-20 08:14
Kemnaker Tegaskan Pekerjaan Layak adalah Hak Asasi Manusia2025-05-20 08:13
Tips untuk Penumpang Saat Naik Pesawat: Pakai Baju Warna Merah2025-05-20 08:00
Mahasiswa Poltekesos Membuat Torehan Senyum di Wajah Korban Gempa Cianjur2025-05-20 07:55
Blok Migas Terlantar di Natuna Bisa Hasilkan 7.000 Barel per Hari2025-05-20 07:32
Segera Menuju Swiss, Inilah Sejumlah Topik Utama Negosiasi Dagang China2025-05-20 07:15
Presiden Prabowo Temui Bill Gates Pagi Ini, Pantau Penyaluran Program MBG2025-05-20 07:10
Terungkapnya Asal 3 Korban Kecelakaan Cikampek, Polisi: Mereka Satu Keluarga2025-05-20 06:58
VIDEO: Serunya Festival Layang2025-05-20 06:12