BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma

时尚 2025-06-05 14:59:50 439
Jakarta,quickq官网充值入口 CNN Indonesia--

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mengeluarkan izin edar untuk obat Etapid dan Brukinsa, yang ditujukan untuk pengobatan kanker paru-parudan limfoma.

BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma

Kedua obat tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi global BeiGene yang didistribusikan di Indonesia oleh PT Etana Biotechnologies Indonesia.

Kepala BPOM Taruna Ikrar menyatakan, kedua obat ini merupakan langkah maju dalam terapi kanker, yang dirancang untuk meningkatkan peluang hidup pasien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Bahaya Makanan Ultra Proses, Ditemukan Bisa Picu 32 Penyakit
  • Cek 5 Minuman ini, Ampuh Bersihkan Paru-Paru Saat Polusi Menghantam
  • 5 Manfaat Tak Terduga Minum Teh Serai Setiap Hari

Etapid sendiri adalah antibodi monoklonal yang telah disetujui di lebih dari 40 negara, termasuk oleh FDA (Amerika Serikat) dan EMA (Eropa).

Di Indonesia, Etapid diindikasikan untuk:

• Kanker paru-paru bukan sel kecil(non-small cell lung cancer/NSCLC)
• Karsinoma sel skuamosa esofagus(esophageal squamous cell carcinoma/ESCC).

Sementara Brukinsa adalah inhibitor molekul kecil Bruton Tyrosine Kinase (BTK) yang tersedia dalam bentuk oral (zanubrutinib).

Obat ini telah digunakan di lebih dari 70 negara dan mengobati lebih dari 100 ribu pasien secara global.

Di Indonesia, Brukinsa diindikasikan untuk pengobatan:

• Makroglobulinemia waldenstrom(waldenstrom macroglobulinemia/ WM)
• Limfoma sel mantel (mantle cell lymphoma/ MCL).
• Leukemia limfositik kronis (chronic lymphocytic leukemia/ CLL)
• Limfoma limfositik kecil (small lymphocytic lymphoma/ SLL).

Efek samping dan efikasi

ilustrasi rontgen paruIlustrasi. BPOM RI menerbitkan izin edar untuk dua jenis obat kanker. (iStockphoto/utah778)

Seperti obat lain, Etapid dan Brukinsa juga memiliki efek samping yang bisa dialami pasien. Efek samping itu mulai dari mual, kelelahan, atau rasa tidak nyaman.

Meski begitu, menurut Taruna, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya, terutama dalam meningkatkan tingkat keberhasilan terapi.

"Efikasi kedua obat ini mencapai 84 persen. Artinya angka keberhasilannya tinggi. Ini dapat memperpanjang waktu bertahan hidup pasien dan meningkatkan kualitas hidup mereka," jelas Taruna.

BPOM memastikan kedua obat ini telah memenuhi standar keamanan, efektivitas, dan kualitas produksi yang ketat.

"Harapan kami, semakin banyak industri farmasi di Indonesia yang mengembangkan obat inovatif sesuai dengan standar internasional," kata Taruna.

(tst/asr)
本文地址:http://fdof.google-quickq.com/html/17d499570.html
版权声明

本文仅代表作者观点,不代表本站立场。
本文系作者授权发表,未经许可,不得转载。

全站热门

Denmark Bakal Beri Hadiah buat Pelancong Ramah Lingkungan

Puk puk, Ritual Awak Kabin Sebelum Masuk Pesawat Viral di TikTok

Polda Metro Segera Gelar Perkara Dugaan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo oleh Pimpinan KPK

Catat, Orang

10 Makanan yang Meredakan Kecemasan dengan Cepat, Rasanya Enak!

国外有名的服装设计学校有哪些?

大批AP考生面临成绩取消?申诉/查分/递交保姆级全攻略!

Kata Psikolog soal Viral Bocah 4 Tahun Tunangan di Madura

友情链接