您的当前位置:首页 > 百科 > Produsen Benang di Bandung Ancam Tutup Pabrik Jika BMAD POY dan DTY Diberlakukan 正文
时间:2025-05-21 17:51:49 来源:网络整理 编辑:百科
Warta Ekonomi, Jakarta - Wacana penerapan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) terhadap benang POY dan DTY quickq加速器电脑
Wacana penerapan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) terhadap benang POY dan DTY terus ditentang oleh pelaku industri tekstil. Mereka menilai kebijakan ini akan mengganggu ekosistem industri dan berpotensi memicu gulung tikarnya sejumlah perusahaan, yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
Salah satu produsen benang asal Bandung, Amril Firdaus, mengungkapkan bahwa isu BMAD ini telah berlangsung sejak setahun lalu, merujuk pada surat penyelidikan dari Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI).
"Kami telah menyampaikan surat bahwa kami mengimpor bahan baku POY. Jika BMAD diberlakukan, kami akan kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku," ujar Firdaus di Bandung.
Menurutnya, kebutuhan benang dalam negeri masih jauh dari terpenuhi berdasarkan data yang ia ketahui. "Jika BMAD POY dan DTY tetap diterapkan, dampaknya akan sangat besar bagi pabrik kami. Bahan baku pasti naik, dan kami terancam tutup," tegasnya.
Firdaus menjelaskan, saat ini margin keuntungan per produknya hanya sekitar Rp500–Rp1.000. Jika BMAD naik 5% saja, biaya produksi akan melonjak Rp1.500 per unit, sehingga usahanya justru merugi. "Kami terpaksa menutup pabrik jika hal itu terjadi," ujarnya.
Baca Juga: Petisi Bersama Pelaku Usaha Industri Tekstil Menolak BMAD Benang POY dan DTY
Ia meminta perlindungan pemerintah untuk industri tekstil. "Kenaikan 5% saja sudah mematikan kami, sementara laporan terakhir menyebutkan angka BMAD bisa mencapai 5–40%," jelasnya.
Saat ini, Firdaus bersama ratusan pelaku industri tekstil lainnya menolak kebijakan BMAD. Mereka telah mengajukan data kepada KADI untuk memperkuat argumen.
"Dampaknya akan sangat besar jika BMAD ini tetap diberlakukan. Saya tidak anti-BMAD, tetapi kebijakan ini seharusnya diterapkan pada produk jadi seperti kain atau garmen. Itu akan lebih melindungi industri tekstil Indonesia," tegasnya.
Ia meyakini, dengan dukungan pemerintah, Indonesia mampu bangkit dan kembali menjadi negara swasembada tekstil. "Saya yakin Indonesia bisa kembali seperti era 1990-an, saat kita bahkan menjadi pemasok bagi China," pungkasnya.
413 Atlet Indonesia Resmi Diberangkatkan ke Asian Games 20232025-05-21 17:34
Alasan Jokowi Tunjuk Heru Budi Jadi Pj Gubernur DKI: Komunikasinya Bagus ke Siapapun2025-05-21 16:54
Dua Pesawat Tucano Terungkap Hilang Kontak Pada Pukul 11.18 WIB2025-05-21 16:45
Tol BSD Tangsel Banjir, Pengelola: Curah Hujan Tinggi2025-05-21 16:30
Wamendag Yakin Penerapan Protokol ke2025-05-21 16:22
Pakai 7 Cara Ini untuk Menurunkan Gula Darah Tanpa Obat2025-05-21 16:21
Dugaan Bocornya RPH MK soal Usia Capres2025-05-21 15:47
Achsanul Qosasi Jadi Tersangka Korupsi BTS 4G Kominfo, Bagaimana Nasib Klub Madura United?2025-05-21 15:42
Tinjau Sirkuit H2025-05-21 15:39
Kementerian UMKM Fokus Tingkatkan Usaha Kecil Menengah dan Rasio Kewirausahaan2025-05-21 15:34
多摩美术大学有多难考?你需要了解这些内容2025-05-21 17:47
Staf Hotel Ungkap Permintaan Tamu Paling Nyeleneh: Roti Gosong2025-05-21 16:30
Awas Keliru, 3 Kebiasaan Baik Ini Justru Bisa Merusak Imun2025-05-21 16:24
Banting hingga Cekik Lesti Kejora, Rizky Billar Dijadwalkan Diperiksa Polisi Besok2025-05-21 16:09
雕塑专业相关介绍及院校推荐2025-05-21 16:01
Awas Keliru, 3 Kebiasaan Baik Ini Justru Bisa Merusak Imun2025-05-21 15:39
Perluas Layanan, PAM Jaya Bakal Pasang Pipa Sambungan Sampai ke Marunda Kepu2025-05-21 15:38
Pakai 7 Cara Ini untuk Menurunkan Gula Darah Tanpa Obat2025-05-21 15:24
Viral Muncul Asap di Kabin Pesawat, Perlu Khawatir atau Tidak?2025-05-21 15:17
Ini Sebab dan Cara Mengatasi Mobil Overheat2025-05-21 15:09